Judul : Charlie and the great glass elevator
Penulis : Roald Dahl
Alih Bahasa : Ade Dina Sigarlaki
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Kedua : Januari 2010
200 hlm
Buku ini merupakan kisah kelanjutan dari Charlie dan Pabrik Cokelat Ajaib.
Masih bersama Mr. Willy Wonka yang eksentrik, diceritakan Charlie kembali menempuh perjalanan yang menekjubkan. Kali ini dia tidak bersama empat anak lainnya, namun bersama keluarganya sendiri. Ya, keluarga besarnya yang terdiri dari ayah dan ibunya, Mr. dan Mrs. Bucket, orangtua ayahnya, serta orang tua ibunya.
Bersama-sama mereka berada dalam elevator kaca yang luar biasa, dan tentu saja mereka membawa tempat tidur karena Grandma Josephine, Grandpa George dan Grandma Georgina tak pernah meninggalkan tempat tidur mereka. Tentu saja itu merupakan pemandangan yang cukup lucu. :D
Seyogyanya, mereka akan kembali ke pabrik cokelat untuk tinggal di sana. Namun karena sesuatu dan lain hal, elevator menukik ke atas terlalu tinggi dengan kecepatan tinggi mengakibatkan mereka terus ke angkasa luar. Dari sini, dimulailah petualangan mereka yang luar biasa pula.
Pertama kali mereka mendarat di hotel luar angkasa disaksikan jutaan orang dari dunia bahkan Presiden karena tertangkap kamera dari kapsul angkasa milik para pekerja hotel yang akan mendarat. Namun kemudian mereka harus lari menyelamatkan diri dari kejaran para Knid. Dan ternyata, tidak hanya harus menyelamatkan diri sendiri, mereka juga harus membantu menyelamatkan para pekerja hotel dari serangan Knid yang jahat.
Setelah melalui petualangan yang mendebarkan, ditambah dengan omelan kakek neneknya, untunglah mereka berhasil kembali ke pabrik. Namun apakah petualangan akan berakhir di situ?
Ternyata masih banyak kejutan yang akan mereka dapatkan. Dan bagian paling lucu adalah ketika orang-orang tua itu berebut untuk memakan pil Wonka Vite. Ah, ini mengajarkan kita untuk jangan terlalu rakus dan tamak, serta harusnya kita mematuhi aturan pakai sesuatu hal sebelum kita cicipi. Ingat-ingatlah akan hal itu. Dan mari bertualang bersama Charlie.
Ohya, dan saya terbahak-bahak membaca tingkah Presiden dan Nanny yang menjadi Wakil Presiden. Meski Oompa-Loompa tak bernyanyi, ternyata Nanny Mrs. Tibbs juga pandai bernyanyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar