Halaman

Jumat, 30 September 2016

Mawar Tak Berduri




Judul     : Mawar Tak Berduri
(Sad Cypress)
Penulis : Agatha Christie
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta,2013
352 hlm

Wajah Elinor memerah.”Akankah anda tanyakan pada saya –apakah saya yang telah membunuh Mary Gerrard?”
Poirot bangkit. Cepat-cepat ia berkata,”Saya tidak akan menanyakan apa-apa lagi pada Anda. Ada beberapa hal yang saya tak ingin tahu…”
Namun bahkan Hercule Poirot pun kadang-kadang membohongi dirinya sendiri. Sebenarnya ia ingin—ingin sekali—tahu. 


Kali ini Poirot dihadapkan pada sebuah kasus pembunuhan seorang wanita muda bernama Mary Gerrard. Dokter Peter Lord memohon bantuan Hercule Poirot untuk menyelidiki masalah tersebut. Seperti biasa, Poirot tak akan tahan untuk berdiam diri. Dengan langkahnya yang tenang dia mulai mengerjakan kasus tersebut.

Awal kasus ini sebenarnya bermula dari sebuah surat kaleng yang ditujukan pada Elinor Carlisle. Surat tersebut kurang lebih mencantumkan agar Elinor berhati-hati dengan seorang gadis muda yang dekat dengan bibinya, Mrs. Laura Welman kemungkinan bisa merebut warisan yang akan jatuh ke tangan Elinor.
Elinor karena agak risau dengan surat tersebut akhirnya pergi mengunjungi bibinya bersama Roddy tunangannya. Roddy dan ELinor sebenarnya sudah bersahabat sejak kecil dan bahkan merupakan sepupu meski tak sedarah. Elinor mencintai Roddy, dan Roddy pun begitu karena merasa sepemahaman dengan Elinor. Namun setelah dua kali mengalami serangan jantung, akhirnya Mrs. Welman meninggal. Ternyata Mrs. Welman bahkan belum membuat surat wasiat, sehingga sesuai hukum harta warisannya jatuh ke tangan keponakannya Elinor. Elinor membagi-bagi harta warisan kepada seluruh pelayan, juga terutama Mary Gerrad, gadis yang seharusnya dicurigainya menurut surat kaleng tersebut. Mary Gerrard adalah seorang gadis muda anak dari tukang kebun dalam pondok di Hunterbury tempat tinggal Mrs. Welman. Mary yang cantik, anggun dan halus dengan segera menarik perhatian Roddy. Roddy dengan mudah jatuh cinta pada Mary. Ketika Elinor berhasil mendapatkan pembeli untuk Hunterbury, dia ke sana untuk beberes tempat tersebut. Di saat bersamaan Mary juga membereskan pondok ayahnya dibantu suster Hopkins yang pernah membantu merawat Mrs. Welman. Lalu ketika mereka sedang menikmati sandwich yang disediakan Elinor, ternyata satu jam kemudian Mary ditemukan tertidur yang ternyata sedang sekarat. Dengan segera Elinor menjadi tertuduh.

Begitu  membaca novel ini saya langsung membayangkan kasus Mirna dan Jessica dalam kasus sianida mereka. Meski saya tak terlalu mengikuti sidangnya yang hampir terus menerus disiarkan di televisi, yang karena saking seringnya (saat menulis ini, saya mendengar sidangnya sudah sampai di sidang ke-26) membuat saya bosan dan malas untuk menonton, namun kurang lebih seperti itu juga yang tengah dihadapi Elinor. Persidangan yang harus dihadapi dalam rangka tuduhan meracuni Mary di saat mereka sedang makan bersama. Untunglah Elinor yang terlihat lemah dan letih menghadapi semua itu dengan tegas tetap menyatakan bahwa dirinya tak bersalah, meski semua kecurigaan mengacu padanya. 

Lalu bagaimana Poirot bisa membantu Dokter Lord dalam menyelesaikan kasus ini? Lalu apa pula peran mawar yang tak berduri dalam kasus ini?
Tentu saja kita akan segera digiring oleh Poirot dari satu tokoh ke tokoh lainnya untuk diwawancarai. Meski dia tahu ada begitu banyak yang berbohong namun dengan otaknya yang gemilang dia bisa tahu dan akhirnya dengan puas bisa mengakhirinya. Kita akan sampai kepada kesimpulan menarik yang seperti biasa tidak akan terduga sebelumnya. Poirot memang detektif ulung yang hebat.
Kasus yang menarik, dan akhir yang juga cemerlang, juga dengan kisah percintaan yang menarik. Sayang sekali ada banyak typo dalam cetakan novel ini. Lumayan agak mengganggu saat membaca, dan semoga bisa diperbaiki di cetakan selanjutnya.

Mari,marilah kematian,
Baringkanlah aku di bawah pohon cypress;
Terbang, terbanglah nyawa;
Aku dibunuh perawan cantik yang kejam.
Kain kafanku yang putih, penuh dengan racun
Yang disiapkan;
Tak seorang pun yang jujur,
Terlibat dalam kematianku ini.
Shakespeare

2 komentar:

  1. saya suka ngantuk kalau baca tentang persidangan. Rasanya capek :D

    BalasHapus
  2. wow, agatha christie...aku suka buku2nya, walaupun katanya dia punya masalah di kehidupan pribadi? aku kurang paham, sih... ini salah satu buku yg kusuka. Eleanor, biarpun sombong, sebenernya penuh rasa kasih sayang dan orang yg simpatik... btw, aku suka bagian review yg menyangkutpautkan dgn kondisi yg lagi hot sekarang, secara emosional jadi lebih deket sama kisah di buku ini...

    BalasHapus