Judul : Mawar Tak Berduri
(Sad Cypress)
Penulis : Agatha Christie
Penerbit : PT
Gramedia Pustaka Utama
Jakarta,2013
352 hlm
Wajah Elinor memerah.”Akankah
anda tanyakan pada saya –apakah saya yang telah membunuh Mary Gerrard?”
Poirot bangkit. Cepat-cepat ia
berkata,”Saya tidak akan menanyakan apa-apa lagi pada Anda. Ada beberapa hal
yang saya tak ingin tahu…”
Namun bahkan Hercule Poirot pun
kadang-kadang membohongi dirinya sendiri. Sebenarnya ia ingin—ingin sekali—tahu.
Kali ini Poirot dihadapkan pada
sebuah kasus pembunuhan seorang wanita muda bernama Mary Gerrard. Dokter Peter
Lord memohon bantuan Hercule Poirot untuk menyelidiki masalah tersebut. Seperti
biasa, Poirot tak akan tahan untuk berdiam diri. Dengan langkahnya yang tenang
dia mulai mengerjakan kasus tersebut.
Awal kasus ini sebenarnya bermula
dari sebuah surat kaleng yang ditujukan pada Elinor Carlisle. Surat tersebut
kurang lebih mencantumkan agar Elinor berhati-hati dengan seorang gadis muda
yang dekat dengan bibinya, Mrs. Laura Welman kemungkinan bisa merebut warisan
yang akan jatuh ke tangan Elinor.
Elinor karena agak risau dengan
surat tersebut akhirnya pergi mengunjungi bibinya bersama Roddy tunangannya.
Roddy dan ELinor sebenarnya sudah bersahabat sejak kecil dan bahkan merupakan
sepupu meski tak sedarah. Elinor mencintai Roddy, dan Roddy pun begitu karena
merasa sepemahaman dengan Elinor. Namun setelah dua kali mengalami serangan
jantung, akhirnya Mrs. Welman meninggal. Ternyata Mrs. Welman bahkan belum
membuat surat wasiat, sehingga sesuai hukum harta warisannya jatuh ke tangan
keponakannya Elinor. Elinor membagi-bagi harta warisan kepada seluruh pelayan,
juga terutama Mary Gerrad, gadis yang seharusnya dicurigainya menurut surat
kaleng tersebut. Mary Gerrard adalah seorang gadis muda anak dari tukang kebun
dalam pondok di Hunterbury tempat tinggal Mrs. Welman. Mary yang cantik, anggun
dan halus dengan segera menarik perhatian Roddy. Roddy dengan mudah jatuh cinta
pada Mary. Ketika Elinor berhasil mendapatkan pembeli untuk Hunterbury, dia ke
sana untuk beberes tempat tersebut. Di saat bersamaan Mary juga membereskan
pondok ayahnya dibantu suster Hopkins yang pernah membantu merawat Mrs. Welman.
Lalu ketika mereka sedang menikmati sandwich yang disediakan Elinor, ternyata satu
jam kemudian Mary ditemukan tertidur yang ternyata sedang sekarat. Dengan segera
Elinor menjadi tertuduh.
Begitu membaca novel ini saya langsung membayangkan
kasus Mirna dan Jessica dalam kasus sianida mereka. Meski saya tak terlalu
mengikuti sidangnya yang hampir terus menerus disiarkan di televisi, yang
karena saking seringnya (saat menulis ini, saya mendengar sidangnya sudah sampai di sidang ke-26) membuat saya bosan dan malas untuk menonton, namun
kurang lebih seperti itu juga yang tengah dihadapi Elinor. Persidangan yang
harus dihadapi dalam rangka tuduhan meracuni Mary di saat mereka sedang makan
bersama. Untunglah Elinor yang terlihat lemah dan letih menghadapi semua itu
dengan tegas tetap menyatakan bahwa dirinya tak bersalah, meski semua
kecurigaan mengacu padanya.
Lalu bagaimana Poirot bisa
membantu Dokter Lord dalam menyelesaikan kasus ini? Lalu apa pula peran mawar yang tak berduri dalam kasus ini?
Tentu saja kita akan segera digiring oleh Poirot dari satu tokoh ke tokoh lainnya untuk diwawancarai. Meski dia tahu ada begitu banyak yang berbohong namun dengan otaknya yang gemilang dia bisa tahu dan akhirnya dengan puas bisa mengakhirinya. Kita akan sampai kepada kesimpulan menarik yang seperti biasa tidak akan terduga sebelumnya. Poirot memang detektif ulung yang hebat.
Tentu saja kita akan segera digiring oleh Poirot dari satu tokoh ke tokoh lainnya untuk diwawancarai. Meski dia tahu ada begitu banyak yang berbohong namun dengan otaknya yang gemilang dia bisa tahu dan akhirnya dengan puas bisa mengakhirinya. Kita akan sampai kepada kesimpulan menarik yang seperti biasa tidak akan terduga sebelumnya. Poirot memang detektif ulung yang hebat.
Kasus yang menarik, dan akhir
yang juga cemerlang, juga dengan kisah percintaan yang menarik. Sayang sekali ada banyak typo dalam cetakan novel ini. Lumayan
agak mengganggu saat membaca, dan semoga bisa diperbaiki di cetakan
selanjutnya.
Mari,marilah kematian,Baringkanlah aku di bawah pohon cypress;Terbang, terbanglah nyawa;Aku dibunuh perawan cantik yang kejam.Kain kafanku yang putih, penuh dengan racunYang disiapkan;Tak seorang pun yang jujur,Terlibat dalam kematianku ini.Shakespeare
saya suka ngantuk kalau baca tentang persidangan. Rasanya capek :D
BalasHapuswow, agatha christie...aku suka buku2nya, walaupun katanya dia punya masalah di kehidupan pribadi? aku kurang paham, sih... ini salah satu buku yg kusuka. Eleanor, biarpun sombong, sebenernya penuh rasa kasih sayang dan orang yg simpatik... btw, aku suka bagian review yg menyangkutpautkan dgn kondisi yg lagi hot sekarang, secara emosional jadi lebih deket sama kisah di buku ini...
BalasHapus