Judul : Jake & Melly
Penulis : Anna Anderson
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Seri Amore
Jakarta, 2015
248 hlm
Melly, seorang gadis survivor kanker, mengurung diri dari
dunia dan tinggal di apartemen sendirian setelah menjalani berbagai proses
untuk kesembuhan penyakitnya. Salahsatu proses yang menyakitkan bagi dirinya
terutama adalah karena pengangkatan payudara kirinya yang lantas membuatnya
minder dan merasa bahwa dunia tak akan lagi sama dalam memandangnya. Terlebih tunangannya,
Ricky yang sudah berencana menikahinya sebelumnya, bahkan meninggalkan Melly pasca operasi, dan kemudian tak ada kabar sama sekali
setelah itu.
Lalu ada Jake, pria muda yang bekerja di offshore, tetangga
seaparteman Melly , awal berkenalan dengan Melly karena pesanan kue Sherly
pacarnya yang diantarkan Melly ke unit Jake. Andrew, cowok kecil berusia 11
tahun, adik tiri Jake yang datang berlibur ke Indonesia menemani Jake, langsung
terpesona pada kemampuan memasak Melly dan bahkan langssung akrab dengan Melly.
Dengan cepat Melly bisa dekat dengan Andrew dan Jake. Mereka bahkan berlibur
bersama ke Bandung hanya dalam hitungan hari setelah berkenalan. Ada sedikit
keanehan di sini sebenarnya. Melly yang seharusnya introvert karena penyakitnya yang dulu itu dengan
terlalu cepat membuka diri terhadap Andrew dan kakaknya.
Tak banyak konflik yang
ditawarkan novel ini. Padahal sebenarnya masih banyak yang bisa di gali lebih
dalam. Misalkan karakter Sherly yang tak banyak dimunculkan, hanya selentingan
lewat sebagai pelengkap saja. Juga sempat ada sedikit kesalahan menurut saya, yang
mana awalnya Sherly disebut berambut coklat karena di cat, tapi di halaman …
disebut berambut hitam (meski mungkin saja sih dia sudah mengecat ulang rambutnya). Selain itu juga ada disinggung
tentang yayasan bagi para survivor kanker milik Winda, tentunya ini akan
menjadi nilai tambah seandainya masalah ini ditambahkan porsinya sedikit lebih
banyak.
Saya sendiri agak gemas dengan
karakter Melli, dua kali ditinggalkan Ricky harusnya bisa membuat dia sadar
bahwa jelas saja Ricky adalah pria pengecut yang tak pantas dijadikan pasangan.
Sementara ada Jake di depan matanya yang jelas-jelas mau menerima dengan ikhlas
segala kelebihan dan kekurangannya. Syukurlah chemistry yang dibangun antara
Melly dan Jake sangat terasa, sehingga pembaca jadi bisa ikut-ikutan sedih
maupun bahagia bersama Melly. Oh ya, karena Jake sebenarnya adalah bule, maka
saya tidak akan protes jika banyak percakapan berbahas Inggris diselipkan, tapi
untuk novel ini malah hanya ditemukan dalam percakapan di awal cerita, begitu tahu Andrew terlebih
Jake dapat berbahasa Indonesia, maka
percakapan bahasa Inggrispun hilang dengan serta merta.
Tapi secara keselurahan saya
lumayan suka dengan kisah Melly & Jake. Memberi kita pesan moral untuk tak
boleh dengan mudah putus asa juga jangan gampang menyerah dengan keadaan yang
kita alami. Selain itu, kita juga bisa belajar untuk jangan pernah menolak
mendampingi orang-orang yang tengah berjuang dengan penyakitnya. Mereka sangat
butuh dukungan dari orang-orang terdekat agar mampu melalui semua itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar