Halaman

Sabtu, 01 Oktober 2016

For A Better Tomorrow





Judul     : For a Better Tomorrow
Penulis : Rini Zabiruddin
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Seri Amore
Jakarta, 2015
256 hlm

“Tetaplah berada di dekatku. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitiimu.”
Ellis belum bisa menyalahkan diri sendiri atas kematian suaminya. Dia memutuskan untuk hidup menyepi dan memnjadi seorang herbalis seperti yang dilakukan neneknya.
Pertemuannya dengan Bima telah mencairkan hatinya yang dingin. Tetapi, Bima datang dengan membawa masalah besar baginya. Mereka harus berjuang bertahan hidup sambil melepaskan setiap luka di hati.
Saat mereka berdiri di sisi jalan yang berbeda, sekali lagi Ellias harus memilih, hidup seperti apakah yang ingin ia jalani? Atau… bisakah Bima meninggalkan segalanya demi Ellis?


Bima berjalan terseok-seok menyusuri hutan dalam rangka pelariannya dari penjara. Dia dituduh melakukan kejahatan membunuh istrinya sendiri padahal dia sendiri sebenarnya adalah korban. Semua itu karena sebuah flashdisk yang diberikan kepadanya untuk diamankan yang ternyata berisi rekaman kejahatan beberapa jendral besar. Untuk membalas dendam, dengan bantuan seorang rekannya dalam penjara, akhirnya dia berhasil lolos meski untuk itu dia mesti menyusuri pekat dan lebatnya hutan hingga akhirnya dia menemukan rumah Ellis yang berada di pinggiran hutan.
Ellis yang tinggal seorang diri, menyepi dari kehidupan kota, memilih untuk melanjutkan usaha neneknya sebagai seorang tabib herbal untuk penduduk desa setempat. Tak mudah sebenarnya bagi dia untuk hidup sendiri saja, untunglah ada adik serta ipar dan keponakannya yang kerap mengunjungi dan bahkan adiknya menyarankan untuk menyewa seorang bodyguard bagi Ellis demi menjaganya.
Bima yang dalam pelarian, bertemu Ellis si penyendiri. Karena tak tahu latar belakang Bima, Ellis menampungnya sementara untuk tinggal di gudang miliknya dan menjadikan dia pegawainya. Bima membantu memperbaiki segala kerusakan-kerusakan di tempat Ellis semisal pagar, plafon dan sebagainya. Bima juga menolong Ellis untuk mengumpulkan tanaman-tanaman obat yang diperlukan Ellis dalam membuat herbal untuk keperluan pengobatan pasiennya. Tanpa disadari secara perlahan kedekatan mereka menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka. Sayangnya Bima yang terus diburu oleh musuh-musuhnya, akhirnya dia ditemukan di tempat Ellis. Berhasilkah mereka melewati rintangan demi rintangan tersebut? Dan bahkan setelah itu, ternyata ada perbedaan di antara mereka yang harus dijembatani. Bisakah mereka melaluinya? Dapatkan mereka mendapatkan lagi kebahagiaan mereka masing-masing di masa berikutnya?
Kisah Bima dan Ellis ini, sepintas mirip dengan cerita-cerita novel suspense romance  ala Sandra Brown. Namun ini adalah versi Indonesia. Kisah romantisnya dapat, petualangannya juga lumayan meski tak begitu seru. Alurnya cukup pas, tak begitu cepat dan juga tak lambat. Kedekatan Bima dan Ellis yang terbangun secara perlahan cukup membuat penasaran dan seperti ingin menyoraki mereka berdua agar saling menyadari perasaan masing-masing.
Hanya saja di sini, saya cukup heran dengan Ellis yang dengan begitu mudah memercayai orang asing yang masuk ke tanahnya. Bagaimana seandainya Bima adalah orang jahat? Untunglah Ellis senantiasa punya pikiran yang positif dan hal tersebut tak melukai dirinya. Lalu Bima sendiri yang tak punya pilihan lain bertahan di tempat Ellis tanpa memiliki rencana bagaimana caranya agar bisa kembali ke kota untuk menyelesaikan urusannya dengan musuh-musuhnya tersebut. Seharusnya dia tak boleh berlama-lama di situ sedangkan dia sendiri tahu dia masih diburu dan hal tersebut tentu saja membahayakan bagi Ellis yang tak tahu apa-apa.
Overall, novel ini cukup lumayan bagi pecinta suspense romance karena member gambaran baru dengan latar Indonesia. Novel ini tak kalah seru untuk dibaca.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar