Pengarang : Janette
Oke
Alih Bahasa : Yenni Agus Salim, SS
Penerbit : Gospel Press
2005, 316 hlm
Upsss… Nemu buku lama ini terjepit di sebuah toko buku..
Sebelumnya saya mengenal karya Janette Oke “Loves come
softly” bertahun-tahun yang lalu. Waktu itu saya masih kelas 1 SMP dan meski itu
adalah buku serial keluarga namun saya sangat menyukainya. Saya ingat buku itu
dulu saya pinjam baca di rumah seorang teman yang ayahnya adalah seorang
Pendeta. Jadi novel iman seperti ini memang layak bertengger di rak buku
mereka.
Karya Janette Oke hampir mirip dengan buku2 Laura Ingalls favorit
saya. Ceritanya berkisar tentang tanah pertanian, selain itu juga berupa fiksi rohani. Meski tidak seterkenal keluarga Ingalls, namun buku ini juga cukup menyenangkan untuk di baca.
Buku ini sendiri adalah seri pertama dari 4 judul serial Season of the hearts yakni :
1. Once upon a Summer
2. The Winds of Autumn
3. Spring's Gentle Promise
4. Winter is not forever
Sayang sekali saya baru memiliki buku pertama dan buku kedua.
Pada buku pertama di atas, menceritakan tentang masa kecil Joe, seorang anak yatim piatu
yang tinggal bersama kakeknya juga adik kakeknya, serta bibinya Lou. Orang tua Joe meninggal karena kecelakaan saat Joe masih bayi. Neneknya juga sudah meninggal, dan adik kakeknya (Paman Charlie) seorang bujangan. Bibi Lou sendiri sebenarnya belum pantas di panggil bibi karena dia baru berusia 17 tahun. Sungguh jenis keluarga dengan anggota keluarga yang tidak biasa, karena biasanya kita akan menemukan bahwa kelarga terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Hidup di pertanian sungguh menyenangkan bagi Joe. Dia paling senang pergi memancing di sungai. Selain itu dia mengerjakan berbagai pekerjaan di pertanian, seperti memerah sapi, mencangkul kentang dan lain-lain.
Dalam buku ini diceritakan pula tentang kakek buyut Joe yang akan datang setelah nenek buyut meninggal. Mendengar berita kedatangan kakek, awalnya Joe merasa tidak senang, bahkan dia berdoa agar kakek buyut itu tidak usah datang. Namun ternyata belakangan malah dia akrab dengan kakek buyut yang kemudian dipanggilnya Gramps.
Selain itu pula kakek dan Paman Charlie sibuk mencarikan jodoh untuk bibi Lou. Beberapa pria muda mereka undang ke rumah untuk makan malam dengan harapan Lou dapat tertarik. Sayang sekali malah ada beberapa kejadian lucu karena salah paham tentang undangan makan malam tersebut.
Meskipun buku ini menceritakan tentang Josh yang masih anak-anak (usia 12 tahun), namun buku ini tetap bisa dinikmati oleh orang tua maupun anak-anak.
Hmmmm.. gak sabar untuk melanjutkan ke buku selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar