Pengarang : Sandra Brown
Alih Bahasa : Monica Dwi
Chresnayani
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama
Cetakan keempat, Januari 2011
656 hlm
Melina Lyoold merasa sangat
terpukul ketika pagi hari saat dia baru bangun, dia mendapat kabar dari seorang
sheriff bahwa saudara kembarnya, Gillian Lyoold tewas terbunuh dengan cara yang
mengerikan. Apalagi setelah mengetahui bahwa saudaranya itu tewas pada malam
saat sebelumnya mereka mencoba bertukar peran. Karena mereka kembar identik
jadi mereka mencoba memainkan permainan masa kecil mereka yakni saling bertukar
tempat, Melina jadi Gillian, Gillian menjadi Melina. Itu adalah permainan masa
kanak-kanak mereka yang kadang-kadang dilakukan untuk mengelabui orang tua
mereka. Saya mengenal sepasang anak kembar, murid Sekolah Minggu saya, dan
meskipun sudah berulang kali bertemu, saya sampai sekarangpun tak bisa membedakan
mereka. Nama mereka Cindy dan Candy, dan karena tak mampu membedakan mereka
(pakaian merekapun kembar *huuufttt mengusap keringat di jidat), saya memanggil
mereka dengan menyebut kedua nama itu meski jika hanya ada seorang Cindy/Candy
yang terlihat.
Halah,, itu di luar buku… :)
Kembali ke Melina.
Malam itu Melina seharusnya
menjalankan tugasnya sebagai seorang media escort untuk mendampingi Christopher
Hart, seorang perwira Nasa yang baru pulang dari meenjalankan misinya di luar
angkasa. Karena Melina merasa tentu ini akan menantang bagi Gillian, jadilah
dia menyarankan Gilllian menggantikan perannya pada malam itu. Namun sayang,
karena hal itulah yang mengakibatkan meninggalnya Gillian. Seorang egomaniak,
lelaki pencemburu mengenali Gillian dan ketika melihatnya bersama sang Pahlawan
luar angkasa, kecemburuannnya tumbuh dengan begitu luar biasa dan itu begitu
mendesakkan keinginan dlam hatinya untuk melenyapkan Gillian karena di anggapnya
tak bermoral. Sayangnya, beberapa saat kemudian si pembunuh ikut bunuh diri
sehingga sheriff setempat akhirnya memutuskan kasus tersebut di tutup setelah
sang pembunuh berhasil didapatkan.
Namun Melina tak bisa tinggal
diam begitu saja. Bersama dengan Sang Chief Hart, diapun mencoba menelusuri
jejak sang pembunuh dan akhirnya perburuannya (sebenarnya tak bisa di bilang
perburuan sih, karena sebenarnya merekalah yang di kejar-kejar oleh para
penjahat yang mana korban terus berjatuhan di belakang mereka) sampai kepada
seorang pengkhotbah tivi yang tampan dan begitu terkenal. Brother Gabriel,
memiliki sebuah kuil ministry di atas puncak gunung dengan begitu banyak
pengikut dan staf yang bekerja baginya yang kesetiaannya tak perlu lagi
dipertanyakan. Dia memiliki impian untuk membuat sebuah dunia dengan tatanan
baru yang selalu digembar-gemborkannya dalam setiap khotbahnya di televisi.
Latar sekte/ ajaran sesat sudah pernah saya temukan sebelumnya dalam buku “The
Witness/ Sang saksi”. Sejak awal si
penjahat ini sudah ditunjukkan, sehingga kita sudah tahu bahwa dialah penjahat
besar ataupun si bos dari para penjahat dalam cerita ini. Jadinya ini membuat
saya agak kecewa, yahhh.. mana dong kejutannya..? biasanya kan Sandra Brown
selalu menyelipkan kejutan tentang para penjahat di bagian akhir cerita.. Namun
saat menutup buku ini, ternyata saya tak perlu kecewa :) karena rupanya kejutan
manisnya tetap ada di akhir cerita.
wah, saya baca buku ini waktu zaman saya msh SMA. bukunya msh cetakan lama hehe... saya selalu suka suspense-nya sandra brown :)
BalasHapushehe... sama.. saya juga suka :)
Hapus