Life
Swap
Bertukar
Peran
Penulis : Jane Green
Alih
Bahasa : Nurkinanti Laraskusuma
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta,
Desember 2010
558
hlm
Victoria
Townsley, 35 tahun , cantik, trendi, dan bahkan memiliki pekerjaan bagus
sebagai koordinator feature majalah Poise! Bahkan dikatakan jutaan wanita
rela mati demi menjadi seperti dirinya. Sayang sekali dia merasa sangat tidak
bahagia. Selain karena statusnya yang masih lajang, dia kerap merasa iri
melihat kehidupan wanita lain yang sudah menikah. Contoh terdekat adalah pada
adiknya Andy yang punya keluarga kecil bahagia. Ada Kate istri Andy, yang sangat
menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga, ada Luke, Polly, dan Sophie anak-anak mereka yang menggemaskan serta Hercules
dan Hogan anjing mereka dan bahkan Andy sedang mencoba memelihara ayam di rumah
mereka yang nyaman dan menyenangkan di pedesaan Somerset. Oh, sungguh... Vicky
begitu menginginkan menjadi Kate.
Sementara
itu ada Amber Winslow di seberang samudra Atlantik sana, hidup di Highfield
bersama suami kaya dan anak-anaknya yang lucu. Setiap hari kehidupannya
dijalani dengan rutinitas mengatur anak-anak dalam mengikuti jadwal harian
mereka, mengurusi diri di salon, berolahraga di gym (meski dia punya gym
pribadi di ruang bawah tanah rumahnya) dan yang lebih menguras waktunya adalah menghadiri
berbagai kegiatan amal bersama ibu-ibu muda Highfield lainnya. Dan penggalangan
dana semacam itulah yang menjadi ajang para ibu-ibu tersebut saling memamerkan pakaian,
tas, sepatu atau bahkan perhiasan terbarunya. Hidup dalam dunia penuh
persaingan ini benar-benar terasa melelahkan buat Amber. Hingga akhirnya dia
menemukan sebuah tulisan dalam majalah Poise!
dari Inggris tentang seorang jurnalis yang ingin menukar kehidupan lajangnya
dengan kehidupan seoarang wanita menikah.
Benarkah
rumput tetangga memang selalu tampak lebih hijau. Inilah yang dicari tahu oleh
Vicky. Bagaimana rasanya ketika dia akhirnya merasakan kehidupan memiliki suami
dan anak-anak alias menjadi ibu rumah tangga seutuhnya?
Saya
sudah mulai membaca chiklit ini beberapa bulan silam namun akhirnya tak pernah
sempat menyelesaikan karena entah sesuatu dan lain hal. Hingga kemudian di awal
tahun ini saya melanjutkan kembali membacanya. Saya sungguh penasaran
dengan kisah pertukaran peran ini dan
yang lebih membuat penasaran lagi karena hingga sudah hampir mencapai lebih
dari setengah buku, pertukaran itu bahkan belum dilakukan. Padahal saya
berharap lebih banyak dibahas tentang bagaimana kehidupan mereka setelah
menjalani pertukaran tersebut.
Inti
dari kisah ini sebenarnya adalah bagaimana kita semestinya mensyukuri kehidupan
yang kita jalani. Tak selamanya hal-hal indah yang terlihat di luar sana
benar-benar indah. Mungkin saja sih memang itu indah bagi mereka yang
memilikinya, namun mungkin juga akan lain ceritanya jika kita yang ada di sana.
Seperti yang akhirnya Vicky sadari di akhir cerita. (maaf, sedikit spoiler)
Bahkan sekarang, setelah menyadari apa yang diketahuinya, rumput itu masih saja terlihat sedikit lebih hijau, tapi begitu ia mulai membaca artikel itu, ia menyadari hanya karena rumputnya tampak lebih hijau, dan walaupun halamannya mungkin memang kecil, bunga-bunganya belum lagi mekar, lapangan rumputnya baru saja bersiap-siap memperbarui diri setelah musim kemarau, rumputnya tidak terlalu buruk. (hlm 557)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar