Halaman

Sabtu, 18 Februari 2012

#2 Little Men


Little Men

Nat, Dan, serta dua belas anak lainnya bersekolah di Plumfield. Sekolah khusus untuk anak-anak laki-laki asuhan Bapak dan Ibu Bhaer. Sekolah yang sangat mengasyikkan karena tidak banyak peraturan. Justru di sekolah ini terdapat begitu banyak permainan.
Bayangkan saja, seminggu sekali mereka diizinkan perang bantal di kamar. Mereka memiliki kebun sendiri untuk ditanami, boleh memiliki binatang peliharaan, bahkan memiliki museum untuk menyimpan harta karun.
Namun, namanya juga anak-anak, mereka tetap saja berbuat nakal, ceroboh, dan senang sekali buat onar. Untunglah, kesabaran Bapak dan Ibu Bhaer seperti tanpa batas. Perlahan-lahan mereka mengubah anak-anak menjadi seperti yang mereka harapkan, yaitu anak-anak yang memiliki kejujuran, keberanian, percaya pada Tuhan dan diri sendiri.

----------------------------------


Nah, sinopsis di atas yang terdapat di belakang buku "Little Men" ini yang membuat saya tertarik untuk membelinya. Buku yang saya beli seharga Rp. 60.000,- ini (agak mahal menurut ukuran kantong saya tapi memang begitulah harga buku di kota kami  -------------> yang kemudian setelah saya cek di sini ternyata harganya cuma Rp.34.000,-) Buku anak dan pendidikan memang merupakan tempat yang pertama kali saya kunjungi setiap ke toko buku. Namun setelah saya membaca buku setebal 453 halaman ini rasanya kurang puas. Entah, seperti ada sesuatu yang saya tidak mengerti. Dan ternyata pantas saja, karena saya baru tahu kalau buku ini merupakan bagian dari serial Little Women. Untuk buku Little Women sendiri memang saya belum sempat membaca, meski pernah membaca dalam bentuk komik.
Dan bagian paling berkesan bagi saya dalam buku karya Louisa May Alcott adalah saat Dan yang kabur dari sekolah akhirnya kembali.. (membuat saya menitikkan air mata), dan juga saat Nan bersama Rob tersesat saat mencari beri hitam di hutan (sungguh menegangkan).
Yang jelas, membaca buku ini menambah kecintaan saya pada dunia anak-anak, sehingga pendapat yang mengatakan bahwa tidak ada anak yang benar-benar nakal saya setujui.. Bacalah buku ini kawan, terutama jika kau adalah seorang guru.

1 komentar: