Judul : Pembunuhan ABC
( The ABC Murder)
Penulis : Agatha Christie
Alih Bahasa : Luci Dokubani
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kesepuluh,
Oktober 2015
344 hlm
A berarti Andover dan Mrs. Ascher
dipukul sampai mati. B berarti Bexhill dan Betty Barnard mati dicekik. C berarti
Churston dan Sir Carmichael Clarke ditemukan terbunuh. Di samping tubuh masing-masing
korban diletakkan buku Panduan Kereta Api ABC, terbuka pada halaman yang
menunjukkan tempat pembunuhan. Polisi tak berdaya. Tapi si pembunuh telah
membuat kesalahan besar. Dia berani menantang Hercule Poirot untuk membuka
kedoknya…
Seorang pembunuh yang cukup
bernyali berani menantang Hercule Poirot. Sepertinya dia belum mengenal Poirot
dengan baik. Dengan beraninya dia mengirim sebuah surat kaleng untuk Poirot. Inilah
surat kaleng pertamanya :
Mr. Hercule Poirot—Anda menganggap Anda dapat memecehkan misteri-misteri yang bahkan terlalu rumit bagi polisi Inggris kami yang dungu, bukan? Mari kita buktikan, Mr. Clever Poirot, sampai di mana kepintaran Anda. Mungkin bagi Anda kasus ini tidak terlalu sulit untuk dipecahkan. Berhati-hatilah terhadap apa yang akan terjadi di Andover pada tanggal 21 bulan ini.Hormat saya, ABC(hlm. 17)
Seperti itulah ejekannya terhadap
Poirot. Dia bahkan meremehkan polisi Inggris. Sungguh pembunuh yang sombong. Namun
ternyata ancamannya benar-benar dibuktikan. Terjadilah pembunuhan mulai dari
Mrs. Ascher di kota Andover yang berarti inisial “A”. Mrs. Ascher seorang
wanita tua yang membuka took kecil dan menjual tembakau ditemukan tewas di
tokonya sendiri. Dan lalu ada Elisabeth Barnard di Bexhill dengan inisial “B”. Dia
adalah seorang gadis muda,pelayan restoran salah satu kafetaria yang tewas
dicekik dengan ikat pinggangnnya sendiri—terbuat dari bahan rajutan yang kuat
dan tebal. Kemudian Sir Carmichael Clarke yang kaya di kota Churston juga
ditemukan tewas saat sedang berjalan-jalan setelah makan malam sesuai
kebiasaannya setiap hari, yang jelas berinisial “C”. Kesemua pembunuhan itu
selalu diawali dengan kedatangan surat kaleng bagi Mr. Poirot dengan label
pengirim ABC. Dan juga di setiap pembunuhan ditemukan buku Panduan Kereta api
ABC yang tertelungkup. Jadi semua pembunuhan mengarah ke ABC yang sepertinya
terobsesi dengan abjad.
Tapi bukan Poirot namanya jika
sel-sel kelabu otaknya tak bisa memecahkan misteri seperti itu. Jangan pernah
meremehkan seorang Poirot. Meski dia semakin tua namun otaknya tak pernah
mundur. Ditemani sahabatnya Kolonel Hastings yang sudut pandangnya dipergunakan
dalam novel ini, Poirot dengan tekun mencoba mengenali karakter si pelaku yang
dengan lihai bersembunyi di balik topeng ABC.
“Betul, Hastings, kurasa sudah hampir pasti aka nada kejahatan berikutnya, yang banyak bergantung kepada la chance—kesempatan. Sampai saat ini inconnu—pembunuh yang misterius ini—masih mujur. Kali ini, bisa jadi keberuntungan berbalik memusuhinya. Namun demikian, setelah kejahatan berikutnya, kita mempunyai kemungkinan-kemungkinanyang tak terhingga banyaknya. Kejahatannya akan benar-benar terungkap. Coba bervariasilah dengan cara, selera, kebiasaan dan sikap pemikiranmu, dan isi hatimu akan terungkap dari tingkah lakumu. Ada petunjuk-petunjuk yang membingungkan—kadang-kadang seakan ada dua otak yang sedang bekerja—namun kerangkanya akan segera jelas terbentuk, dan aku pasti tahu.” (hlm. 165)
Begitulah cara Poirot dalam
menghadapi musuhnya kali ini. Dalam melakukan kejahatan, seorang penjahat
biasanya akan menggunakan metode yang tetap dan ada kebiasaan-kebiasaan yang
akan dilakukan secara berulang. Namun seringkali karena kesombongan atas
keberhasilan telah melakukan kejahatan
berulang itulah yang kerap akan memunculkan kesalahan dan menjadi celah dari si
pelaku untuk dapat ditemukan. Itulah yang ditelusuri Poirot, sekalian mencari motif
dari pelaku. Dengan bantuan dari kepolisian Inggris, dan juga informasi dari
rekan serta keluarga masing-masing korban yang juga membentuk semacam persatuan
dalam menemukan pelaku, maka Poirot juga berusaha keras untuk menemukan pelaku bahkan
mendapatkan motif kejahatannya. Harga diri Poirot dipertaruhkan untuk kasus
ini. Kecemerlangan otaknya sekali lagi harus dibuktikan.
Novel-novel Agatha Christie
memang selalu menyenangkan untuk dilahap oleh penggemar cerita detektif dan
misteri. Ada kesenangan tersendiri dalam mencari jejak para pelaku. Diselingi usaha
menebak-nebak, hingga ber-oooh saat
pelaku ditemukan. Sayang sekali keasyikan saya terganggu dengan kesalahan
cetakan buku yang mana ada saya menemukan dua kali lembaran halaman yang masih
tergabung. Tapi tak apalah, yang jelas Poirot tetap di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar