Halaman

Sabtu, 08 Oktober 2016

First Time In Beijing




Judul                     : First time in Beijing
Penulis                 : Riawani Elyta
Penerbit              : Bukuné
Jakarta, 2013
342 hlm

“Saat pahitnya kenyataan mengitari gadis itu dari segenap arah, dia hanya punya satu pilihan: menjalaninya.”

Langit kota Beijing berpesta, pijar warna kembang api terlontar bergantian ke angkasa. Gemuruh seketika melenyapkan suara-suara yang meriung di segenap kota. Namun, hati gadis itu senyap, bagai butir salju yang musim lalu jatuh di balik jendela.
Di kota ini, kakinya menapak pasti di tangga-tangga Tembok Raksasa yang berkuasa. Ia mulai jatuh cinta pada kota ini, pada aura ganjil gerbang Kota Terlarang yang dahulu dilewati raja-raja. Mungkin pula, ia telah jatuh cinta kepada dia—laki-laki itu—dalam aroma rempah yang menguar dari sup hangat hasil racikan tangannya.
Kemarin, di Tembok Raksasa, ia tergelincir karena kerikil kecil. Kakinya sempat tak setia. Namun, kesetiaan tetap membutuhkan kerikil, bukan? Agar kita tahu apakah satu kerikil saja bisa menghancurkan kesetiaan yang telah dipupuk.
“Mungkin ini salahku, tak mendengar suara hati ini saat berada di dekatmu.”
Lisa menatap dalam mata senja, membayangkan laki-laki itu berada di sana. Menunggunya.
Zhú ni xingfú kuáilé, semoga kamu bahagia, Lisa.

Lisa, gadis asal Indonesia yang terpaksa harus menuju ke negeri tirai bambu sepeninggal ibunya untuk tinggal bersama ayahnya. Sejak perceraian kedua orangtuanya, Lisa ikut ibunya untuk tinggal di Indonesia sementara ayahnya menikah lagi dan punya keluarga yang baru di Beijing. Memasuki kehidupan baru yang terasa asing terntu saja memaksa Lisa untuk beradaptasi. Beradaptasi dengan orang-orang baru, dengan bahasa yang tak begitu dia kuasai, dan lalu tentu saja dengan cuaca yang asing baginya.

Di Beijing, ayahnya menyuruh Lisa untuk bekerja di restoran keluarga mereka, dan juga mengambil kursus bahasa agar dia bisa berkomunikasi dengan cepat. Meski ada keinginan Lisa untuk melanjutkan kuliah namun untuk sementara keinginan itu harus dia pendam karena kesibukan yang cukup padat di restoran. Di restoran Shan, Lisa yang sama sekali tak tahu memasak dipaksa untuk belajar memasak dengan cepat dan khusus memasak sup. Untung ada Daniel, koki multi talent yang menjadi gurunya dalam memasak. Ucapan Daniel membantunya dalam membangkitkan semangat memasak.

“Tidak ada yang sulit kok, kalau kita mau belajar. Apalagi kalau kita sudah mencintai apa yang kita lakukan, kesulitan justru mendorong kita untuk menaklukkannya, bukannya malah membuat kita menyerah.”


Pengalaman memanglah guru terbaik. Meski awalnya Lisa banyak melakukan kesalahan, namun perlahan dia akhirnya bisa menjadi ahli dalam membuat sup. Kegiatannya di restoran ini juga membawanya berkenalan dengan Alex, pemuda Indonesia yang sedang bersekolah di Beijing. Daniel dan Alex, keduanya membawa suasana baru bagi hati Lisa. Daniel yang meski kesannya adalah pria dingin, namun senantiasa setia mendampingi Lisa untuk belajar memasak. Dan ada Alex yang juga kerap mengajak Lisa untuk menjelajahi Beijing meski lebih banyak ajakannya yang harus ditolak Lisa karena kesibukannya. 

Lisa, gadis yang masih tak paham dengan perasaannya. Antara memasak, dua pria di dekatnya, dan juga keluarga barunya yang bahkan seperti orang asing tak pelak mengusik hatinya yang selama ini terkungkung dalam kesendirian. Saya suka dengan chemistry yang terjalin antara Lisa dan Daniel. Meski akhirnya saya gemas dengan keputusan Daniel yang tiba-tiba. Padahal ucapan-ucapan Daniel senantiasa terasa bijak dan menentramkan.

“Mungkin saja demikian, tapi aku tidak selamanya ingin menjadi guoke, seorang tamu yang hanya bisa singgah dan belalu. Suatu saat nanti, aku juga harus menemukan tempatku berlabuh dan menetap di sana untuk selamanya.” (hlm. 201)


Salah satu dari serial STPC (Setiap Tempat Punya Cerita) ini cukup menarik untuk dibaca. Apalagi buat saya yang mebacanya tepat di musim hujan yang meski tak ada salju. Sama seperti Lisa yang mengawali kisahnya di awal musim salju. Ketika pikiran dan perasaannya disergap sepi yang berkepanjangan. Tak hanya kisah Lisa dan Daniel yang ditawarkan. Ada pula hubungan antara Lisa dan ayahnya yang perlahan mencair, serta kita akan di bawa mengunjungi beberapa tempat yang menawan di Beijing. Yah, setiap tempat memang punya cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar