Halaman

Kamis, 28 Maret 2013

Knife Pemburu Mantra



Judul : Knife Pemburu Mantra
Judul Asli : Faery Rebels, Spell Hunter
Pengarang : R. J. Anderson
Penerjemah : Melody Violine
Penerbit : UFUK Press
Cetakan I, Februari 2011
375 hlm

Hati-hatilah jika rumah kamu ternyata berdekatan dengan sebuah pohon oak. Atau bahkan jikalau kau punya kebiasaan memanjat pohon itu. Jangan sampai kau melihat makhluk-makhluk kecil bersayap yang jelas akan membuatmu terkejut, hingga kau terus membayangkannya sampai kau besar. Karena itulah yang di alami oleh Paul.
Paul seorang pemuda yang di masa kecilnya pernah melihat seekor sebuah seorang peri (aduh, bingung harus menyebut peri ini apa ya?). Peri itu tiba-tiba muncul di hadapan mukanya ketika dia sedang asyik memanjat pohon, membuatnya terus mengingat sang peri kecil itu dan terus terkenang bertahun-tahun kemudian hingga kadang-kadang dia mengira dia hanya bermimpi. Sayangnya Paul kemudian mengalami kecelakaan dalam sebuah lomba dayung dan kemudian akhirnya harus kembali ke rumah dan duduk di atas kursi roda.
Sementara itu si peri kecil Bryony yang pernah bertemu dengannya juga telah bertambah besar dan meski dia peri termuda di dalam Oakland, akhirnya dia di beri pekerjaan oleh sang ratu sebagai pemburu. Pekerjaan ini merupakan perjaan yang cukup terhormat karena hanya satu dari sejumlah kecil peri yang tersisa itu yang di beri tugas sebagai pemburu. Padahal sebelumnya Bryony hanya berharap jangan sampai dia di beri pekerjaan sebagai pencuci piring. Ibu asuhnya, Wink adalah penjahit istana yang telah menjaga dia dari kecil. Mentornya untuk menjadi pemburu adalah Thorn, pemburu sebelum dia. Mereka bertugas memburu daging untuk jadi stok bagi dapur kerajaan juga menjaga para pengumpul yang sedang bekerja dari serangan para gagak. Salah satu gagak musuh mereka adalah Wormwood tua yang beberapa kali merepotkan mereka dan Bryony yang kemudian mengganti namanya menjadi Knife harus berjuang melawannya.
Perjuangan Knife dalam melawan para gagak inilah yang kemudian mempertemukannya untuk kedua kalinya dengan Paul. Dia jatuh di pangkuan Paul saat sedang melawan gagak untuk menolong rekannya. Mereka kemudian bersahabat, Paul mengajari dia tentang seni dan bahkan sesuai dengan keahlian para peri, yang ternyata dapat menyerap kemampuan manusia, Knife bisa menyerap kemampuan Paul tersebut sehingga diapun pandai membuat sketsa/ gambar.
Sayangnya persahabatan Knife dengan Paul ini tercium oleh ratu sehingga ratu kemudian memberinya tugas baru untuk menjaga bayi Linden. Tentu saja ini membuat kesempatan Knife pergi keluar semakin berkurang. Sementara itu tiba-tiba dia mendapat kiriman gelap sebuah buku harian yang di tulis oleh Heather yang mana menjelaskan tentang hubungan para peri dengan manusia sebelum peristiwa pencabutan. Pencabutan di sini maksudnya adalah ketika sihir dari semua peri di cabut dan yang lolos hanyalah Ratu mereka sekarang yakni Ratu Amarylis. Dari buku harian Heather ini, Knife akhirnya mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang telah terjadi. Apalagi setelah dia mendapati bagaimana pada suatu malam ratu telah mencoba melakukan sesuatu pada Linden. Dengan kekuatan, kecerdikan, dan keberanian yang dimilikinya, diapun bertualang untuk mencoba menemukan rahasia hubungan peri dan manusia.
Secara keseluruhan buku ini cukup menarik, bagaimana aksi sepak terjang Knife dalam mencari tahu kebenaran tentang kaumnya dan bagaimana dia berhubungan dengan dunia manusia yang selama ini hanya diketahuinya bahwa manusia adalah monster yang jahat yang dapat membawa keburukan bagi kehidupan para peri. 
Untuk sampul, saya suka dengan sampulnya yang cukup keren. Benar-benar menggambarkan seorang peri. Dengan sayap yang tipis seperti sayap capung dan rambut putih yang menunjukkan jati diri Knife.
Buku ini merupakan seri pertama dari Fairy Rebels, dan ada lanjutannya tapi sepertinya belum ada terjemahannya, yakni Fairy Rebels#2 dan Fairy Rebels#3. 
Dan karena penasaran, sepertinya saya harus ikut menjadi pemburu mantra eh pemburu buku selanjutnya. :)

Oh ya, buku ini saya baca dalam rangka baca bareng dengan BBI untuk tema Maret yakni buku fantasi.
Selain itu karena ada nama karakter dalam judulnya maka diikutkan juga di RC What's in a Name.

Selasa, 12 Maret 2013

Little Red Riding Hood


Judul buku : Little Red Riding Hood
Penerbit : Hello Kids (Kelompok Kharisma Publishing)
2010
11 hlm

Sebenarnya buku ini punya Wilda anak saya (2y10m), yang setiap malam mesti wajib dibacakan buat dia.
Saking seringnya di baca, dia sudah hafal ceritanya dan kadang-kadang bercerita sendiri.
Tentu saja kita sudah mengenal kisah si gadis kecil berkerudung merah ini. Dalam buku ini disajikan dengan sangat ringkas, hanya satu hingga dua kalimat setiap halaman. Ilustrasi yang full colour membuat anak saya betah memandangi gambarnya. Dan seperti tadi saya bilang bahwa buku ini hampir tiap malam di baca, namun belum rusak/ robek karena kertasnya cukup tebal (padahal umurnya sudah setahun lebih). Buku ini memang dikhususkan untuk anak-anak, usia balita. Selain itu ada pula permainan mencari bintang dalam buku ini (bright stars), jadi sambil membaca (dibacakan) dongeng, anak juga dapat mengasah kemampuan mereka lewat permainan tersebut.
Oh ya, buku seri Bright Stars ini tersedia dalam dua pilihan bahasa, ada Bahasa Inggris, juga Bahasa Indonesia.

Postingan ini dalam rangka memenuhi tantangan Fun Year With Children's Literature

Senin, 11 Maret 2013

Si Peramal Cinta



Judul Asli : Tho Oracle of Dating
Penulis : Allison van Diepen
Penerjemah : Susan Pasca Lina
Penerbit : Esensi
193 hlm

Hai, kamu punya masalah percintaan?
Butuh nasihat menghadapi masalah-masalahmu itu?
Datang saja pada si Peramal, hanya dengan 5 dollar kamu akan mendapatkan berbagai solusi untuk masalahmu itu. Bahkan kamu tak perlu mengeluarkan uang jika hanya ingin mengintip blog-nya saja. :)
Si Peramal dengan senang hati akan membantumu, setelah dia menggali apa masalahmu. Nasihat-nasihatnya cukup bijak meski sebenarnya umurnya masih sangat muda (upps.. jangan bilang-bilang ya, soalnya sebenarnya si Peramal itu merahasiakan siapa dirinya).
Jika melihat kakaknya ataupun teman-temannya yang kira-kira membutuhkan nasihat, maka Peramal akan memasukkan kartu namanya di loker orang-orang bermasalah, siapa tahu saja mereka tergerak untuk mengkonsultasikan masalahnya itu ke si Peramal. Lumayan kan bisa dapat 5 dollar hehehe..
Tapi rupanya pelanggan si Peramal masih belum begitu banyak sehingga Peramal harus nyambi juga jadi kasir di  Hellhole (hufft, sebenarnya Peramal sudah sangat jenuh dengan pekerjaan itu).
Nah, di usia Peramal yang masih muda ini tentu saja dia juga akan mengalami sendiri yang namanya jatuh cinta, meski dia sudah berjanji nggak akan pacaran sebelum masuk  usia kuliah. Namun  terpaksa dia harus melanggar janjinya, karena Peramal tahu dia tertarik pada Jared, teman sekelasnya di kelas sains dan seni lukis. Sekarang si Peramallah yang butuh nasihat, apalagi ada Brooke si anak populer yang jadi saingannya untuk mendapatkan Jared. Nelangsalah hatinya. Apa yang harus dilakukan peramal? Seharusnya insting Peramalnya akan memberinya saran, jadi tak perlu pusing. Aku yakin, si Peramal mampu memberikan saran untuk dirinya sendiri... :)

Kalian para remaja boleh saja minta saran pada Peramal, tapi kalau baca buku ini sambil sesekali  "tutup mata" yah. Soalnya bentuk kehidupan pergaulan remaja di dunia sana tentu beda dengan kita di timur sini. Kalau saya sih bacanya dengan membuka mata lebar-lebar, bukannya kenapa-kenapa, tapi  ukuran font yang terlalu kecil sehingga membuat mata saya cukup sulit beradaptasi. Hiks...

Oh ya, si Peramal ternyata kembali lagi dalam "Peramal Cinta is Back". Mari mengejar Peramal...

Ps. Terima kasih buat Mbak Desty yang meminjamkan buku ini lewat pinjambuku.

Jumat, 08 Maret 2013

Ulelean Parena Toraya


Judul Buku : Ulelean Parena Toraya (Cerita Rakyat Toraja)
Penulis : Junus Bunga Lebang
Terjemahan Bahasa Indonesia : Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang, MA
Terjemahan Bahasa Inggris : Dorothea Marannu Hutabarat, Dipl. Pedg.
Penerbit : Siayoka
Cetakan 2, 2010
212 hlm

Sinopsis di belakang buku :
Ulelean Parena Toraya adalah kumpulan 52 cerita rakyat Toraja yang telah lama beredar dalam masyarakat Toraja dalam bentuk lisan. Cerita yang sarat dengan nilai-nilai moral ini, diceritakan oleh orang tua atau nenek kepada anak-cucunya turun temurun pada malam hari, biasanya menjelang tidur. Dalam konteks masyarakat tradisional Toraja yang umumnya dalah petani, para orang tua mempunyai lebih banyak kesempatan untuk bercerita atau berkomunikasi secara santai dengan anak-anak mereka ketika padi sedang tumbuh di sawah. Sebab itu dalam Bahasa Toraja cerita-cerita ini di kenal dengan julukan : "ulelean pare" (ulelean = cerita, pare = padi). Cerita-cerita ini menjadi salah satu pengisi waktu senggang para keluarga petani yang ternyata membangun keakraban antara orangtua dan anak dan sekaligus menjadi sarana pembinaan keluarga dengan nilai-nilai agama dan moral yang di anggap perlu diwariskan kepada anak cucu.


Buku ini pertama kali saya lihat waktu pulang kampung bulan Desember kemarin. Milik keponakan saya yang masih SD, dan segera saja saya tanya beli di mana untuk kemudian sayapun membelinya. Jadilah saya mendapatkannya, namun sempat terlantar hingga baru berkesempatan menyelesaikan membacanya di bulan ini. Mengapa butuh waktu agak lama? Itu karena dalam buku ini di tulis dalam Bahasa daerah (bahasa Toraja), jadi membacanya mesti pelan-pelan agar bisa mengerti. Apalagi Bahasa Toraja agak rumit dengan banyaknya pemakaian tanda koma atas. Namun jika tak mengerti Bahasa Toraja, tak perlu khawatir. Setiap cerita pasti ada terjemahan dalam Bahasa Indonesia, bahkan ada pesan moral yang diselipkan di tulis dalam Bahasa Indonesia. Kemudian ada 5 buah cerita yang dibuatkan terjemahan Bahasa Inggrisnya.

Ada 52 buah cerita rakyat Toraja yang diceritakan penulis sesuai dengan versi yang diketahuinya. Karena selain versi yang diceritakan penulis ini, ada pula berbagai versi lain yang beredar dalam masyarakat tentang cerita-cerita rakyat tersebut.
19 cerita pertama merupakan cerita tentang binatang, dan dari 19 cerita itu ada 8 cerita tentang kera. Di sini kera selalu mengalami nasib sial di akhir cerita, semua itu karena kelakuannya yang jahat dan serakah misalnya di kisah kera dan kura-kura, kera dan lipan, serta cerita lain. Hanya di cerita pertama saja yang memperlihatkan kebaikan hati kera (cerita kera dan buaya).
Selanjutnya buku ini menampilkan cerita rakyat tentang keluarga, yang mana banyak mengajarkan tentang kasih sayang dalam keluarga, juga pelajaran tentang hidup, bagaimana untuk tidak menipu, tidak menggunakan kecerdikan untuk hal yang buruk, dan lain sebagainya.
Beberapa cerita pendek ini juga menceritakan tentang silsilah orang Toraja (Silsilah leluhur dari Napo, Lakipadada mencari kehidupan kekal), kemudian ada pula cerita rakyat yang cukup terkenal yakni Landorundun yang seorang teman pernah membuatnya dalam bentuk novel .

Keseluruhan kisah ini membawa saya kembali ke masa kecil dulu waktu saya sering didongengkan menjelang tidur oleh ibu saya, dan sepertinya peran tersebut harus saya lakukan sekarang.. :)
Oh ya, buku ini dapat di baca atau didongengkan untuk anak-anak semua umur pada bagian cerita tentang binatang. Namun untuk bagian cerita tentang keluarga sebaiknya untuk umur di atas 10 tahun (menurut saya sih.. hehe..)

Buku ini untuk meramaikan tantangan Fun Year With Chidren's Literature : Fun Months 2